Apel Batu Malang

Sedikitnya 54 petani apel di Dusun Binangun, Desa Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, mengalami kerugian akibat cuaca yang tidak menentu sehingga pohon tidak bisa berbuah secara maksimal.

Bendahara Kelompok Tani Bumi Jaya II Darmanto di Batu, Minggu (15/8/2010), mengatakan, keadaan cuaca ekstrem yang belakangan ini terjadi, menyebabkan tanaman apel tidak bisa berbuah secara maksimal.

Hasil panen dari sekitar 75 hektar lahan milik petani di dusun tersebut turun hingga 90 persen karena keadaan cuaca yang tidak menentu dan ekstrem.

Seharusnya, cuaca di sekitar bulan ini memasuki musim pancaroba, namun justru lebih banyak dan didominasi hujan yang terus mengguyur kawasan Kota Batu.

"Kemarau basah yang terus mengguyur kawasan Kota Batu tersebut berdampak pada tanaman apel dan tidak bisa berbuah maksimal sehingga banyak yang rusak," katanya

Dikatakannya, kondisi ini telah dialami petani di Kota Batu sejak satu tahun atau dua musim panen belakangan ini.

Berdasarkan perhitungan petani, seharusnya bulan Mei hingga November sudah memasuki musim pancaroba dengan tidak banyak hujan. Namun, kenyataannya cenderung lebih banyak hujannya sehingga membasahi tanah pada kebun apel.

Akibatnya, sejumlah petani tersebut bangkrut karena hasil panen yang ada hanya sedikit dan tidak bisa digunakan untuk menutup biaya produksi.

"Banyak tanaman kami yang tidak bisa berbuah sehingga hanya muncul pupus daun muda lalu mati," katanya.

Ia menjelaskan, agar tanaman apel bisa berbuah, diperlukan tanah yang dalam kondisi kering sehingga daun tanaman apel akan mudah muncul kemudian berbuah.

"Apa yang terjadi saat ini merupakan di luar perkiraan kami sehingga petani hingga kini masih menanggung utang ke bank sebab biaya produksi petani diperoleh dari kredit bank," kata Darmanto.